Sore ini, setelah 3
hari mager di kamar, berteman dengan buku bacaan yang belum pernah saya jamah
sebelumnya. Hokk hokk. Saya mau nulis, hati saya sedang kacau balau. Seperti tahu
kremes yang baru saja saya goreng. Jangan berpikir ini tentang lelaki pemilik
cinta untitled itu. Hehe, saya juga sedang menunggu balasan sms dari-nya juga
nding. Baiklah.
Tadi setelah adzan
dzuhur berkumandang, saya harus cepat-cepat melaksanakan sholat segera mungkin.
Menanti gerimis yang sedari pagi yang tak kunjung reda jadi lah bantal dan
kasur melambai-lambai untuk segera saya tiduri. Ah ah.. saya mengantuk sangat. Saya
lekaskan sholat dan bacaan surat As-Sajdah. Lalu saya menidurinya dengan yah
pulas sekali hingga adzan ashar berkumandang.
Kali ini saya tidak
segera sholat. Saya masih sibuk duduk melamun menatapi barisan buku yang pernah
saya jamah tapi kemudian saya biarkan mulutnya menganga. Dia rupanya ingin saya
baca. Baiklah saya terpaksa meladeni keinginan buku itu, judulnya “Rumah Kopi
Singa Tertawa”. Hue, jangan bayangkan isi buku ini tentang pacar lama saya, Si
Kopi itu. Saya memang terkecoh
membelinya. Ternyata isi bukunya kumpulan cerita pendek yang entah alurnya
selalu begitu sastra. Saya bacai dua cerita yang isinya tentang rumah tangga. Di
cerita kedua yang saya baca buku itu menceritakan seorang istri yang tiba-tiba
menghilang entah apa sebabnya. Anaknya yang bernama “Bungah” selalu merindui
masakan ibunya yang amat lezat dan cerita dongeng yang mengantarkannya sebelum
tidur. Sejak ibunya hilang dan suaminya tidak ingin segera mencarinya, jadilah
istrinya benar-benar tak pernah kembali bersama keluarganya. Ayah bungah masih
bisa mendongengi anaknya sebelum tidur. Tapi tidak dengan masakan sang istri
yang katanya sangat lezat tiada bandingnya itu.
Fokus cerita sore ini bukan cerpen karangan Yusi Avianto Pareanom itu. Tapi saya kok tiba-tiba
tergugah dengan kata-kata “masakan istrinya yang lezat” itu. Duh, baiklah, saya
mau masak, pikir saya sekenanya.
Ha, sesiang dan sepagi
tadi saya belum juga ingin berkencan dengan air. Tau lah bogor selalu rintik
yang menghilangkan hasrat untuk membasuh sekujur badan dengan air. Saya rasai
badan saya, ah tak terlalu lengket kok. Bau badan saya masih wangi kopi juga,
Huekekekkk. “Kamu harus mandi phew” ketiak saya protes. Saya menuruti
keinginannya sekalipun kedinginan harus menjalari tubuh saya. Yey jadilah saya
mandi hari ini. Hahak. *Tapi tiap hari saya terbiasa mandi kok, ciusss banget.
:p
Setelah mandi dan
sholat saya ngopi dulu biar melek. Lalu dengan berbekal telur, tahu, dan royco.
Saya beranjak ke dapur. Wueeeh saya mau masak, yeyeyeye ^3^
Saya siapkan amunisi,
yak pisau buat memukul telur hingga terbelah. Lalu saya kocok dengan semangat
bergelora, jadilah telur kocok. Tadi pagi saya sempat beli tahu di Bara. Tahu putih
itu saya cuci, dan dengan penuh suka cita saya remet pakai tangan saya (bersih
kok hehe). Saya satukan dengan adonan telur tadi. Royco adalah bumbu instan
yang saya tambahkan, karna saya tidak punya amunisi lain seperti bawang merah
putih. Saya lumatkan seluruh adonan (dengan sendok). Hohoh, saya sudah merasa
sebagai istri yang bisa masak lezat dalam cerpen tadi.
Ceklek,
saya nyalakan kompor dan menuanginya minyak. Sreeeeenggg, itu bunyi adonan tadi yang saya buat. Hati saya
gembira. Tapi “Oh tidak” saya terkejut sodara, ternyata adonan tadi mengambang,
terpecah belah. Duh gusti, hayalan istri tadi runyam sudah. Mungkin adonannya
kurang telor atau kebanyakan tahu. Saya tidak punya amunisi lagi. Baiklah saya
harus nekat. Jadilah saya tengok ke arah luar dapur berharap tidak ada orang
yang sedang memata-matai saya. :3
Dengan hati sembilu
saya langsung tuangkan seluruh adonan tadi dengan ragu ragu hingga minyak yang
ada tidak mencukupi untuk dikatakan sebagai menggoreng. Saya biarkan apa yang
nanti terjadi sambil harap-harap cemas semoga tidak ada seorang pun yang
melihat semua kekonyolan ini. Ah sedihnya hatiku. Jadilah dia tahu kremes yang
bentuknya lebih menyerupai butiran (ah entah apa namanya, ruwett). Belum juga
saya memakannya, saya merasa kenyang setelah memasaknya saja. Tidak berselera menyantapnya, apalagi sekedar
menawarkan pada teman-teman.
Tidaaak!!. -_-\\
Tidak ada komentar:
Posting Komentar