Dulu kalau aku tak disitu, kini dimana aku?
Kini kalau aku begini, kelak bagaimana aku?
Kini kalau aku disini, kelak dimana aku?
Tak tau kelak atau pun dulu
Cuma tahu kini aku begini
Cuma tahu kini aku disini
Dan kini aku melihatmu*
Disini lagi, Lantai 3 AGB IPB. Saya sengaja menyempatkan waktu hanya untuk duduk-duduk di selasar teras kesukaan saya, sambil membaca buku Ilana Tan. Bait diatas saya ambil dari buku itu. Kali ini bunga-bunga yang mekar hanya sedikit, pucuk-pucuk pohonnya kelihatan sudah dipotongi, hanya beberapa kamboja putih yang mekar dan berjatuhan. Duh, esok dan seterusnya sudah tak bisa seperti ini lagi.
Tadi
saya menyempatkan mengunjungi sudut-sudut kampus hanya untuk menghirup udaranya
saja. Ritual syukur yang dari sejak saya sekolah di tempat kebanggaan ini,
tentu akan beda. Ini bisa jadi terakhir kali saya kesini, di selasar yang teduh
ini. Mungkin Bulan April nanti saya hanya bisa menengoknya tanpa bisa
leyeh-leyeh seperti ini lagi.
Duh,
IPB. Bersyukur sangat dan bangganya aku mengunyah pendidikanmu. Alhamdulillah
gusti, berkat siapa lagi saya bisa menyandang S.TP setinggi ini, melepas gelar #Matelu. Pesantren dan
Kementrian Agama. Begitu itu, pikiran rusuh sering saja muncul karna keinginan
menggebu untuk lanjut S2 atau pun kerja di Industri ternama. Ah, untung saja
hati kecil saya masih berdaya. Kok ya gak tau diri banget kalo saya masih mengikuti
bisikan rusuh itu. Saya disekolahkan ini untuk mengabdi, bangun pesantren. Meski
ya, saya ndak juga tau apa yang harus saya bangun nanti. Tapi niat saya sudah
padat, saya mau ngabdi dulu pada
almamater yang membesarkan saya.
Lalu
tiba-tiba ditengah saya meraba-raba hayalan begini, saya teringat kembali
hal-hal yang membuat saya kangen dan merasa sangat tidak berterimakasih. Ya itu,
seringnya tidur di kelas sewaktu kuliah. Saya kangen itu, dimarahi dosen sampai
diusir gara-gara telat masuk. Ah, sudahlah itu hal yang konyol tapi bikin
kangen.
Saya
membuka slide kenangan lama kembali. Ah tau lah kalian, saya ini sewaktu awal
kuliah amat kolot. Bisanya hanya buka buku dan tidur. Pertemanan dengan sahabat
lama saya membuat saya bisa belajar karya tulis, dorongan sahabat saya yang
akhirnya saya harus menterpaksakan diri untuk nulis dan masuk organisasi. Saya bukan
mau mengenang-ngenang dia lagi, bukan itu. Saya merasa sahabat saya itu memberi
saya banyak pengetahuan bagi orang sekolot saya waktu itu. Tentu bagi saya
penting untuk mengucapkan “Terimakasih” lewat tulisan ini. Saya juga tak lupa
menyapa teman-teman BPH CSS 2011-2012 yang dengan sengaja/tidak sudah banyak
mengajari saya menjadi sekretaris yang baik meski sering mengkritik, suka
bekerja sendiri, suka menangis, sering marah-marah, sok tegas, dan sok bijak,
uuh. Ah kalian yang mengantarkan saya menjadi pribadi Koleris begini. Terimakasih
Rully, Umam, Mbak Ida, Ires, dan Ana.
Saya
sengaja menarik nafas dalam-dalam mengingat ingat banyak kenangan yang luar
biasa. Ah tak terasa dua jam saya duduk-duduk begini, tiba-tiba ada yang titik
di kerudung saya. Saya rasa itu cipratan air dari slang-slang AC di atas kepala
saya, anggap saja begitu. Hehe.
Sengaja
saya melambatkan waktu di bangku biru ini, Lantai 3 AGB. Ritual syukur
penyempurna namanya. Saya sudah S.TP, sebagian mimpi saya selama kuliah boleh
dikatakan banyak yang tercapai. Meski ya banyak yang belum sempurna. Tapi saya
pikir-pikir itu prestasi yang luar biasa. Duh, Alhamdulillah.. Esok sudah tak
bisa leyeh-leyeh menatap langit biru menghadap bunga-bunga kamboja yang
bermekaran seperti kali ini. Esok saya pulang.
Terimakasih
tak terhingga untuk semua teman2 yang sengaja/tidak sengaja mengajari saya
akrab dengan karya ilmiah, nulis di blog, berorganisasi, bersosialisasi, team
work, dan lain-lain. Saya sering apatis dan egois, Maafkan, saya mohon maaf
sebesar-besarnya.
Saya
akan rindu dengan IPB dan seisinya…
Akhir
kata, Alhamdulillah ‘ala kulli ni’matillah, nikmat ini tiada tara. :)