Mulanya hanya
biasa-biasa saja memahami karakter sendiri dan orang lain di sekitar kita. Aku
mulai mengenal macam-macam watak baru saja , sejak masuk fakultasku di IPB.
Melankolis, Sanguinis, Pleghmatis, dan Koleris. HANYA macam-macam watak saja,
tidak mendetail apa maksudnya. Saat itu watak dominanku adalah melankolis -/+
50%. Kau bisa bayangkan itu. Saat itu aku tak begitu paham apa maksudnya
pembagian watak macam itu. Yang kutahu saat itu pembagian watak itu tak begitu
berarti penting. Pelan2 aku mulai melupakannya.
2 tahun
kemudian aku menyadari betapa hidupku penuh dengan penyesalan, penuh dengan
tekanan batin, sering melihat kondisi pada hal yang negatif. Tapi satu hal
positif yang mampu kulakukan adalah aku masih mampu merencanakan cita-citaku
dengan baik. Meski mulai melupakan tentang pembagian watak-watak, aku selalu
mencoba mengukur tingkat kepribadianku setiap tahunnya. Dan wow, hasil yang
signifikan adalah segi watak melankolis dalam diriku mulai berkurang setiap
tahunnya. Dengan peningkatan signifikan juga pada kepribadian kolerisku. Hal
ini mungkin karena aku mulai mengembangkan diriku di organisasi. Dan ya, kuakui
memang, aku mulai cepat mengambil keputusan. Lebih banyak bekerja dan
berorientasi target. Saat ini aku tahu bahwa, melankolis adalah pribadi yang
introvert, selalu berpikir detail, good planer, mudah tersinggung, perasa, dsb.
DUA minggu
yang lalu aku memutuskan untuk membeli 3 buku tentang pengembangan diri. Buku
yang pertama yang baca adalah tentang bagaimana memepengaruhi orang lain karya
Dale Carnegie. Buku ini sangat bagus tapi aku belum berminat membacanya dengan
detail, karna isinya sulit masuk dalam diriku. Lalu 3 hari kemudian aku baca buku
kuning dengan judul “Personality Plus” Karya Florence Littauer.
WOW, Buku ini sungguh menginspirasi. Aku membacanya dengan pelan, mengulangi
pada bab yang amat penting di kepribadianku. Buku ini mengulas semua hal yang dapat
anda ketahui tentang pribadi seorang melankolis, sanguinis, koleris, dan
pleghmatis dengan detail dan contoh2 yang amat memahamkan. Saya pikir anda
harus membacanya!!.
Sebelum ku
membaca setiap lembar dari buku ini aku selalu merasa depresi pada sisi
kepribadianku yang negatif. Sisi yang membuat aku lebih sering murung dan
bersedih. Sisi pessimistic dalam diriku yang memandang mengapa orang lain bisa
seceria itu, mengapa seseorang mampu mengawali bergaul dengan baik. “Oh my God,
aku buruk sekali”. Lalu aku berpikir apa hakikatnya aku diciptakan???, aku
berpikir aku tak bisa maju, aku berpikir aku seringkali tersinggung dan
tertekan dengan masalah2 yang amat sepele. Ya Allah, AKU CEMBURU pada mereka.
Guncangan itu
ahirnya kupahami, betapa melankolis SUSAH melihat sisi positif dalam dirinya
yang amat LUAR BIASA. Berpikir detail, perencana yang baik, serius dan tekun,
suka berkorban, idealis!!. Sisi positif itu yang tak mau diumbar. Namun aku
merasa amat beruntung, kini aku meiliki dua sisi karakter dalam diriku yang
sama-sama kuat. Koleris yang dinamis, tak ingin menunggu, suka bertindak meski
kurang sabar. Kini, aku menyadari aku bukanlah orang temperamental yang
berbeda dengan yang lain. Aku hanya berwatak melankolis koleris. Aku hanya
merasa sisi melankolisku yang pesimistic bertengkar dengan sisi koleris yang
optimistic.
Ada cerita
yang pernah kualami dengan seorang temanku yang berwatak pleghmatis yang damai.
Saat itu aku belum membaca buku ini. Oh ya, Sungguh baru kusadari konflik ini
terjadi HANYA karena kita berlainan watak!!. Singkatnya, Ketika itu, dia
diserahi suatu tanggungjawab yang tak kunjung dijalankan. Woow, bagaimana aku
tak geram, sisi kolerisku mulai geram. Kuambil alih tanggung jawab tanpa
mengatakan sepatah kata pun padanya. Setelah itu, kutulis status2 tegas di fb,
twitter guna mengingatkannya. Huft, dia tak pernah menggubris. Oke, aku tak
pernah lagi memperdulikannya. Sekali pun!!.
Lihatlah!!,
Betapa seorang pleghmatis yang damai tidak suka didesak desak. Namun kalau
mereka dibiarkan sendiri, mereka tidak akan melakukan apapun dari yang mereka
janjikan, jarang merasa bersalah atas tindakannya, damai dengan kondisinya.
Mereka hanya butuh sedikit motivasi halus.
Lihatlah!!,
Betapa seorang koleris yang selalu benar tapi cara-caranya yang kurang sabar,
mengambil alih kepemimpinan yang dipandang kurang berjalan, lagi-lagi karena
kurang sabar melihat ketidakefektifan seorang pleghmatis. Mereka butuh
kesabaran mengambil keputusan.
Sekarang aku
mengerti, hanya karena kita tak memahami watak-watak, persaudaraan menjadi
korban. Dalam buku ini juga dijelaskan bagaimana mengarahkan, bagaimana
mengontrol watak kita pada sisi positif, bagaimana memahami seseorang disekitar
kita yang berlainan watak dengan kita.
Ohya, sebelum
mengahiri tulisan ini, saya sedikit menyinggung tentang sanguinis. Mereka yang
berbicara terlalu banyak tanpa memeperdulikan orang2 sekitarnya. Berbeda dengan
melankolis yang selalu ingin hidup teratur. Sanguinis jarang memperhatikan
keteraturan. Positifnya adalah, mereka selalu bisa membuat orang2 sekitarnya
bergembira dengan humor2 yang menggigit. Mereka suka menebar pesona sibisa dia,
dimanapun ada kesempatan. Mereka hanya butuh meringkas kata2nya, menahan tidak
menyela pembicaraan orang lain, dan berhenti membesar-besarkan.
Akuilah kelemahan anda...
*Sanguinis yang populer mampu tampil memesona, namun mereka terlalu banyak bicara
*Melankolis yang sempurna terorganisir, namun mereka mudah tertekan
*Koleris yang kuat dinamis, tapi mereka tidak sabaran
*Phlegmatis yang damai mudah bergaul, tapi mereka cenderung tidak berpendirian
*Sanguinis yang populer mampu tampil memesona, namun mereka terlalu banyak bicara
*Melankolis yang sempurna terorganisir, namun mereka mudah tertekan
*Koleris yang kuat dinamis, tapi mereka tidak sabaran
*Phlegmatis yang damai mudah bergaul, tapi mereka cenderung tidak berpendirian