Skrip-sh*t or Skrip-sweet
TINGKAT AKHIR…
Semesternya?, Galaunya?, Setreessnya?, atau ??
~ Pada episode kali ini,
saya mau curhat ya pemirsaaah.
Dulunya saya berfikir
semester akhir (\tingkat akhir/) adalah waktu yang paling menyenangkan. Menyenangkan
untuk bersantai, menyenangkan untuk ikut2 kompetisi, konferensi, dan la la la…
Ternyata dugaan saya
membalik 1800. Keenakan jadi mahasiswa. Jujur saja saya bukan
termasuk orang yang kejar target lulus cepat, lulus tepat, dan lulus mantap. Saya
pengen menikmati masa2 mahasiswa saya yang lezatnya bukan main, kuliah gratis,
makan gratis, hidup dibiayai uang rakyat
(ahhh).
Eh, ternyata saya dibangunkan
dari hayalan semu saya, bahwa saya adalah ‘mahasiswa beasiswa’ yang hidupnya
tergantung uang rakyat itu. Saya dibangunkan dari hayalan semu saya dari mimpi
indah kuliah ini. Ternyata di balik kesemuan hayalan itu, saya sedang dikejar2
kontrak kuliah yang musti lulus sebelum semester 9. Uang rakyat brooo,
penelitianmu sudah sampai mana, ha??
Emhh… sudah jatuh
tempo. Kuliahku yang dulunya ku damba2kan semenjak SMA sudah hampir berakhir. Tak
terasaa… :’(
IPB ternyata
mensyaratkan subsidi silang untuk mahasiswa beasiswa. Lewat dari kontrak, 9
juta per semester harus dipenuhi sendiri. Nah loh, kalo kayak gini, uang dari
mana yang musti ku cari??. Orang tua saja susah payah mebiayai 3 orang adikku
yang masih sekolah. Sadarku ternyata telambat, aku terlalu terbuai dengan
kenikmatan beasiswa, dengan menutup mata kemungkinan di tingkat akhirku..
Hiks, menyesaal rek…
Penelitian bagi mahasiswa
yang terlibat kontrak beasiswa seperti aku sebaiknya gak usah lah ya “cari2
masalah”. Masalah ; skripsi yang rumit meskipun bagus, keren, n manfaat. Seharusnya
aku cari topik skripsi yang tak perlu waktu lama sudah rampung, biar target
lulus segera tercapai. Nah, kan beasiswa gak penting penelitiannya bagus, yang
penting lulus cepat biar kau gak susah, gitu kan, kan begitu??
Ternyata bagi
penyandang beasiswa harusnya tak menyampingkan hal ini. Tapi kenapa harus
begitu ya, padahal IPB di 2 semester awal belum masuk jurusan, masih mendalami
ilmu dasar, padahal IPB terkenal dengan lulusan yang lambat lulusnya (di
beberapa jurusan). Yah, gak perlu ditanya lah itu. Itu nasibmu… L
Kenapa ya, kita2 yang
dapat beasiswa tak dilatih untuk membuat skripsi yang benar2 full manfaat bagi
target sasaran pengabdian?? Kenapa ya, kita gak dibekali hasanah mengabdi
semenjak awal semester dengan efektif?? Kenapa ya, kok penempatan pengabdian
tuh kurang sesuai sama keinginan kita?? Kok sampai sekarang masih belum jelas
juga tentang pengabdian tuh??
Nah kalo kita nanya2
mulu kayak gitu masalah gak akan berakhir kan!!. Adanya sudah begini. Kalo gitu
kita berfikir dari sisi positifnya saja lah ya… :D
Sebagai kader yang
disiapkan untuk membangun negeri dengan mengabdi, kita musti tau diri lah ya. Sudah
dikasih beasiswa kok ya saenake udele
dewe. Dari awal semester tuh ya kita udah musti sematkan pada hati
masing-masing kalo kita kuliah gak lebih dari harapan penyandang dana biar kita
bisa bangun negri ini bro, biar pun kita gak dilatih bgt buat itu, kita pasti
nanti bakal ngabdi pasca kuliah. Nah, kita musti siapin amunisi tuh buat
menghadapi perjuangan yang sebenernya. Namanya ngabdi demi kemajuan, ya harus
ada yang kita perjuangin ya !, harus ada yang kita korbanin ya !, harus ada niat
dan kemauan lah ya !. InsyaAllah nanti akan berkah… ^o^
Sharing dengan kakak
kelas adalah cara yang baik untuk dilakukan sedini mungkin, gimana hambatannya,
gimana solusinya, gimana dan gimana caranya buat bisa lebih baik deh…
Selanjutnya menurut
saya, siapkan skripsi kita buat masyarakat yang kita tuju. Nah, kita bisa
ngelatih itu sejak awal-awal semester dengan ikut2 gabung di organisasi biar
gak kolot, kompetisi2 karya ilmiah, essay, artikel, PKM, bahkan business plan
agar kita bisa ngerancang semua dengan baik. Bukan kah ‘seseorang yang gagal
merencanakan, maka seseorang itu akan merencanakan kegagalannya??’. Lumayan kan,
bisa dapet pengalaman berharga, dapet ide2 baru, dapet hadiah (kalo menang
hehe).
Eh, Bukan berarti
dengan mengikuti hal-hal non akademik itu sahabat sekalian malah melupakan
belajar ya. Menurut saya, aplikasi dari pelajaran itu jangan hanya dilampiaskan
lewat tugas doang deh, sahabat sekalian sedikit dapat maknanya. Tapi dengan
mengikuti kegiatan non akademik itu, hasanah keilmuan sahabat akan semakin cetaaar membahana apalagi bisa
nemu inovasi yang cucok dan full manfaat…
Yang membuat jelas
segalanya adalah kita sendiri. Kalau sampai saat ini kita masih aja
mempermasalahkan masalah yang begitu bermasalah, tak akan pernah ada solusi
yang akan kita temukan.
Semangat dan Sukses
untuk kita semua, mohon koreksinya kalau ada salah2 kata ya… 8^-^8
semangat lulus untuk pengabdian. sukses
BalasHapus