Pulsar (Pulsing Radio Source) merupakan
bintang yang membuat suara ketukan. Fakta ini
tentunya sulit mencapai nalar manusia pada zaman Rasulullah. Penemuan pulsar
memerlukan teknologi yang canggih dengan bekal ilmu pengetahuan yang sangat
maju. Inilah salah satu pembuktian bahwa Al Qur’an tidak lekang waktu. Sebagaimana yang terdapat dalam Q. S 86 At-Thaariq:1-3 bahwa Kata "Thaariq," nama surat ke-86, berasal dari akar kata
"tharq," yang makna dasarnya adalah memukul dengan cukup
keras untuk menimbulkan suara, atau menumbuk. Dengan mempertimbangkan arti yang mungkin dari kata tersebut, yakni
"berdenyut/berdetak," "memukul keras,". Hal-hal seperti inilah yang menarik untuk di buktikan
secara ilmiah.
Melalui penelitian
oleh Jocelyn Bell Burnell, di Universitas Cambridge pada tahun 1967, sinyal
radio yang terpancar secara teratur ditemukan sebuah benda yang berputar
sedemikian cepat dan dengan medan magnet yang sedemikian kuat memancarkan
berkas-berkas sinar yang terdiri dari gelombang-gelombang radio yang sangat
kuat berbentuk kerucut di setiap putarannya. Tak lama kemudian, diketahui juga
bahwa sumber sinyal-sinyal ini adalah perputaran cepat dari bintang-bintang
neutron.
Menyusul penemuan itu,
bintang-bintang yang dijelaskan sebagai Thaariq dalam Al Qur'an memiliki
kemiripan dekat dengan pulsar yang dipaparkan di abad ke-20, dan mungkin
mengungkapkan kepada kita tentang satu lagi keajaiban ilmiah Al Qur'an. Kurun waktu 1500 tahun yang lalu, ayat
ini tidak diketahui makna secara ilmiahnya. Namun kini pada tahun
1967, seorang ilmuwan bernama Jocellyn Bell menemukan suatu bintang yang
memancarkan pulsa (pulse, beat, ketukan) secara periodic yang disebut pulsar. Pulsar merupakan
bintang yang membuat suara ketukan. Fakta ini
tentunya sulit mencapai nalar manusia pada zaman Rasulullah. Penemuan pulsar
memerlukan teknologi yang canggih dengan bekal ilmu pengetahuan yang sangat
maju.
Penemuan ilmiah ini merupakan salah satu bukti penguat
akan kemurnian dan kebenaran Al Qur’an sebagai firman Allah SWT yang telah tertulis berjuta-juta tahun yang lalu dan
merupakan petunjuk bagi kita bahwa segala yang di ciptakan Allah tidak ada yang
sia-sia karena selalu ada hikmah dan manfaat. Salah satu hikmah yang dapat
diambil dari penulisan ini adalah terbuktinya al-qur’an yang memiliki
keselarasan dengan ilmu pengetahuan modern sehingga mampu memperkuat iman bagi
hambaNya yang mau berfikir. Oleh karena itu kita sebagai hamba Allah harus
memiliki sifat selalu husnudzan pada Allah SWT.
*Penulis : Zimam, Faiz, Amilin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar