Mendefinisikan dari literatur,
Organisasi sebagai alat dalam arti abstrak untuk merealisir apa yang menjadi keputusan starategik yang ditetapkan, maka mau tidak mau harus mengikuti atas perubahan lingkungan yang digerakkan oleh kekuatan kepemimpinan , oleh karena itu, organisasi sebagai alat dimanifestasikan terutama dalam hubungan dua faktor yang disebut dengan fleksibilitas disatu sisi dan disisi lain adalah dapat tidaknya dikontrol.
Berorganisasi dengan seseorang yang apatis dan tak peduli keadaan rekan kerjanya adalah hal yang sangat menjengkelkan. Terutama dalam organisasi yang berbasis kekeluargaan. Pentingnya sinkronisasi visi dan misi terutama bagi pimpinan oranisasi teramat penting. Jika bagian atasan sulit mengkoordinasikan satu sama lain, maka kerekatan organisasi kian lama akan memudar.
CSS MoRA IPB, merupakan organisasi yang saya tekuni dan bergelut tiap hari disana.
Diantara yang lain (CSS MoRA/Community of Santri Schoolars of Ministry of Religious Affairs), CSS IPB dipandang memiliki kapabilitas yang lebih unggul. iya, sangat benar. dari segi administrai yang teratur, solid3x (jargon Fateta pun udah bisa direbut, hhe..), dan kegiatan yang wuaah banget, tak perlu dipungkiri dan tak diragukan lagi IPB emang Top grade...
Namun dalam setiap kelebihan, dipandang dari dalam rupanya CSS IPB sangat perlu pembenahan internal yang memerlukan dobrakan orang2 yang berani berkata dan bertindak nyata. tindakan apa yang sesuai keinginan CSS saya juga belum terlalu ngerti u_u
Sebut saja kakak SC (Streering Committe) kita, yang dikenal akrab bagi penjuru CSS IPB. itulah kak Lanof (Lalu Nova Setiawan CSS 2005). Sosok beliau yang mengharum di CSS rupanya masih belum bisa tergeser dari orang Nomor 1 di CSS MoRA sekalipun. Beliau sangat amat faham bagaimana CSS dilahirkan, dari merangkak, berdiri dan mulai berlari seperti sekarang. Upgrade semangat saja takan bisa membuat CSS berubah.
Karakter....
Difference...
Kepedulian...
Koordinasi...
What else???... hmmm dll
Inilah yang perlu di upgrade...
Well... Mari pelajari permasalahan yang ada....
Karakter....
Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu. Dilihat dari sudut pengertian, ternyata karakter dan akhlak tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Keduanya didefinisikan sebagai suatu tindakan yang terjadi tanpa ada lagi pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam pikiran, dan dengan kata lain, keduanya dapat disebut dengan kebiasaan (http://koleksi-skripsi.blogspot.com/2008/07/teori-pembentukan-karakter.html).
Sebagai organisasi yang bebas biaya SPP, Living Cost, pokoknya Free semua dah... warga CSS MoRA rupanya banyak terlena dengan kenikmatan tersebut... Syukur... apa arti Syukur sebenarnya?? maka dari saya pribadi, Puasa, Tahajud, Shodaqoh, Kerja lebih keras dan Menolong orang lain adalah adalah bentuk syukur yang paling tinggi (sekalipun belum teraplikasikan semua).
Melihat fenomena yang ada di lingkungan CSS. rupa-rupanya, janji di atas materai pun mulai dikaburkan, (Pengabdian)...
Lain lagi, Style... Gaya... Seorang santri seyogyanya banyak memberi warna pad sekitarnya. Sederhana, yah bersikap sederhana sangat penting diperlihatkan (bukan untuk riya'). Nah... rupa-rupanya lagi, warga CSS sudah banyak mengubah style santri jadi Santri gahool (red; gaul) yang gak gaptek, bawa2 teknologi yang canggih kmana2. Tak menyalahkan bahkan tak melarang, saya pribadi memikirkan, kita makan uang living cost, SPP,dll yang sangat tinggi (uang rakyat yang diperjuangkan dari pesantren). Namun seolah hasanah pesantren tersebut hilang dengan cara kita. Lalu apa yang ingin dimunculkan dari kata "Santri" yang tiap hari kita sandang???... bulshit kalo ada yang bilang "Saya bukan santri" padahal dia CSS. Karena kita Santri maka kita dapat makan bangku PTN favorit yang bagi saya sulit ditembus... Karena kita Santri maka kita bsa menikmati living cost yang kadar viskositasnya udah kayak air itu (red; lancar).
Maka, karakter seperti apa yang harusnya dimunculkan CSS??
Kenikmatan yang slalu kita terima itulah yang wajib" kita tanyakan pada diri masing2... Kebudayaan yang Hanya Mau menerima "Enaknya saja" itulah yang kian menjalar ditubuh individu yang tak care dengan keadaan CSS. Kebudayaan seperti itu semakin mewabah, yang ditandai dengan orang2 yang suka "Mengkritik kegiaiatan CSS, TANPA Mau Bertindak Nyata.. Wong kumpul saja ndak mau... LALU... Apakah dengan cara Ngeroweng begitu saja akan merubah keadaan CSS. Tentu Tidak.
Peraturan setegas apapun rupanya belum efektif jalannya.... Lalu harus seperti apa baiknya??
Apa yang baik dan seharusnya menjadi baik sebenarnya mereka sudah tau. tapi malas saja bertindak. yah itulah yang dianggap orang2 "Bervirus" yang akan terus menularkan wabah penyakitnya ke yang lain. SADAR, Ayooo Sadari dari sekarang.. BERBENAH, Ayooo sama2 saling memahami kekurangan masing2, sama2 membenahi organisasi yang membesarkan diri kita.... Itu yang ingin Diwujudkan.... [To be continued..]
NB; Tulisan ini adalah Opini Pribadi Penulis yang juga mengingatkan pada diri sendiri ~Fazanur ^___^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar