Identifikasi Masalah
Persediaan
Bahan Baku
Bahan baku utama yang
berupa tebu merupakan faktor penting dalam menjaga keberlangsungan proses
produksi di pabrik gula. Pasokan tebu PG Wonolangan sangat bergantung pasokan
dari petani, mengingat luas areal lahan tebu milik PG sangat minim. Namun
selama ini kendala ini tidak menjadi masalah yang besar karena banyaknya petani
yang mau mengirimkan pasokan tebunya ke PG Wonolangan yang tersebar di beberapa
daerah yaitu di sekitar Probolinggo, Randu Agung, dan Lumajang. Hal yang sulit
dikendalikan dalam persedian bahan baku adalah melimpahnya bahan baku saat
sebelum hari raya serta menipisnya pasokan bahan baku setelah hari raya yakni
mendekati akhir giling. Melimpahnya bahan baku sebelum hari raya terjadi karena
kebanyakan petani yang ingin menggiling tebunya untuk memperoleh uang untuk
hari raya. Karena pada waktu hari raya PG berhenti giling selama satu minggu.
Sehingga hal ini mengakibatkan kurang efektifnya proses produksi, karena
banyaknya tebu tidak dapat memenuhi kapasitas giling yang mengakibatkan
terjadinya penundaan yang cukup lama yang memicu terjadinya inversi pada tebu.
Menipisnya pasokan tebu setelah hari raya dapat mengancam keberlangsungan
proses produksi gula di PG. Adanya berhenti giling akan memicu meningkatnya
biaya produksi. Sehingga hal ini sangat dihindari sampai akhir masa giling. Hal
yang dilakukan untuk meningkatkan minat petani dalam mengirimkan pasokan tebu
ke PG Wonolangan yaitu dengan cara meningkatkan nilai rendemen petani.
Selain kendala tersebut, pabrik
gula Wonolangan masih kesulitan dalam hal meningkatkan potensi rendemen milik
petani. Beberapa hal yang mempengaruhi diantaranya:
§
Sulitnya membina petani untuk menanam
varietas tebu yang unggul, karena selama ini petani merasa puas dengan tebu
yang ditanam sendiri,
§
Perbedaan maupun perubahan iklim dan
cuaca,
§
Kadangkala varietas yang unggul kurang
optimal di tanam di daerah tertentu karena struktur tanah yang berbeda
§
Penanganan pasca panen yang masih
buruk.
Proses
Produksi
Proses produksi akan sangat mempengaruhi seberapa
efisien kinerja suatu pabrik. Beberapa kendala yang ditemui dalam proses
produksi diantaranya:
§
Kontinuitas bahan baku (tebu) sangat
mempengaruhi keajegan dalam proses produksi. Dalam pengamatan yang dilakukan,
kurangnya tebu yang digiling dapat menambah jam berhenti yang pada akhirnya
dapat meningkatkan biaya produksi.sementara banyaknya tebu yang digiling akan
menghambat proses produksi karena tidak memenuhi penampungan nira yang
mengakibatkan nira dapat meluber dan stasiun gilingan dihentikan sementara
waktu
§
Kurang efektifnya kerja mesin, karena
umur mesin yang sudah tua. Sehingga efisiensi produksi PG masih rendah
§
Kurangnya keteraturan penyediaan uap
bekas untuk proses karena akan mempengaruhi efektifnya proses pemanasan,
penguapan, maupun penguapan pada proses. Keadaan ini dapat diimbangi dengan
menambahkan suplesi uap
§
Kurangnya persediaan kalori (panas)
yang dihasilkan dari ketel pemanas. kekurangan karena bahan bakar yang
digunakan (ampas) belum cukup memenuhi kebutuhan. Sehingga diperlukan bahan
bakar alternatif yang dapat meningkatkan biaya produksi yaitu berupa kayu.
§
Kurangnya tenaga kerja terdidik di
pabrik gula sehingga semua pekerja kurang mengerti kegunaan dari standar -
standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Alternatif Solusi
Dari beberapa masalah
yang telah diidentifikasi tersebut, dapat ditangani dengan beberapa alternatif
solusi yang ditawarkan sebagai berikut:
1.
Dalam hal persediaan bahan baku, untuk
meningkatkan kualitas tebu yang diterima PG dari petani, maka diperlukan
penyuluhan yang efektif yang mampu meningkatkan minat petani untuk meningkatkan
potensi rendemennya. Pentingnya membentuk kelompok tani dan menjalin kemitraan
yang mampu membina petani potensial yakni yang memiliki lahan yang cukup luas
sangat diperlukan. Sehingga selain kebutuhan bahan baku tercukupi, juga
rendemen yang dihasilkan lebih optimal.
2. Melakukan peremajaan mesin, maintenance
mesin produksi secara berkala oleh bagian instalasi, dan memberikan
pendidikan kepada para karyawan sehingga dapat menurunkan loss yang dialami
selama proses produksi.
3. Melengkapi peralatan
laboratorium dan menambah karyawan terdidik (laboran) sehingga semua uji yang
dilakukan memberikan hasil yang lebih akurat.
Serta juga menambah karyawan terdidik terutama mandor sehingga memahami betul
bagian penting dalam pabrik
4.
Membentuk bidang QC (quality control)
dari segi off farm dan on farm, sehingga dapat meningkatkan
kualitas produksi serta gula yang dihasilkan mampu bersaing dengan produk
swasta maupun impor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar