Menunggu gugurnya 5 Musuh…
Masih ingat catatan tapak jejak pimpinan teratas di
organisasi qt?? Hhehe… sudah masa akhir,,, harapan yang tercatat di catatan-ku
itu tak bisa lagi terwujud. Dan tentunya takperlu dibahas ulang sesuatu yang
membuat saya pribadi “sesak”. Terus smangat memberi yang terbaik buat kluarga
kita… masih banyak tantangan rupanya skalipun sudah di akhir juang…
Hmm… saatnya melakukan pembunuhan akhir pada tugas/amanah
yang kita emban. “Musuh” kita yang paling mantaff ini adalah LPJ. Iya “Laporan
Pertanggung Jawaban”… bagi pemimpin yang “faham” mudah skali menyelesaikan
semua dengan cepat tanpa perlu ditanya bahkan disuruh. Kreatif itu muncul
tatkala hati kita sudah ikhlas dan nyaman menjalankan tugas yang dulunya kita
ikrarkan…
“Setiap seseorang adalah Pemimpin dan setiap pemimpin akan
diminta pertanggungjawabannya”. Sekejap kata itu terasa sederhana, bagi yang
belum bisa memaknai lebih dalam… Rupanya pertanggungjawaban itu hadir setelah
masa bakti berakhir. Lantas, bukankah hal ini yang harusnya lebih berat
dibanding masa awal kita mengemban amanah sebagai “pengurus”??
Tak jarang orang yang sadar dan tanggap susahnya pengurusan
administrasi (terutama di keluarga kita). Ketua bilang “No administration No
organization”. LPJ tak cukup hanya dituangkan dalam bentuk action dan
kata2, dalam bentuk administrasi yang rapih-lah pertanggungjawaban itu menjadi
hal yang berarti dan bermanfaat bagi kepengurusan selanjutnya. Maka LPJ
merupakan amanah sebelum kita lulus menjadi pengurus.
Musuh akhir ini ternyata menyabang menjadi lima,
musuh nomor 1 LPJ BPH, musuh nomor 2, LPJ PSDM, musuh nomor 3 LPJ KOMINFO,
musuh nomor LPJ SOSLING, dan yang terakhir musuh nomor 5 adalah LPJ MIKAT.
Musuh nomor 1 hampir bisa dikendalikan oleh sahabat sekertaris, bendahara, dan wakil
ketua… hanya saja ketua yang belum setor, belum kasih kabar, dan belum pernah
menanyakan kabar. Nampaknya kesibukan ketua membuatnya lupa ingatan akan musuh
yang nomor satu ini. Padahal tugas besar beliau yang memegang peran ini semua…
tanda “Dangerious” udah disampaikan, tapi kayaknya belum juga ada reaksi
yang nyata.
Saya pibadi memohon maaf kepada smua pihak yang pernah
saya tagih lpj-nya. Yang mungkin ada kata yang kurang sopan atau tak berkenan.
Apa susahnya menjawab pertanyaan progresnya gmn?” atau kendalanya apa?””. Hanya
saya sadari tingkat emosional saya yang kurang terkendalikan. Dan mungkin
payahnya kita sebagai data collector (Sek-Ben) yang harus sering control dan
koreksi dari masing2 musuh besar kita.
Well, dilanjutkan…
Musuh yang ke 2 sangat progressif… terimakasih setinggi-tingginya, kami selaku sek-bend
umum atas kerjasama yang cepat dan tanggap sahabat psdm… musuh yang ini
sebentar lagi akan dinyatakan gugur, hanya menunggu perkembangan laporan
keuangan…
Musuh ketiga yang masih bingung dengan majalah-nya juga menunggu gugurnya. Karena
hanya 3 program kerja, namun masih banyak tugas yang belum ada perkembangannya,
terutama majalah… ada tidaknya majalah sangat bergantung dengan deadline, jika
yang mengurusinya tidak mematuhi deadline yang telah ditetapkan, secara darurat
majalah kedua kita batal terbit… smangat terus untuk kominfo.
Musuh ke-4 dan ke-5 masih butuh menguras banyak keringat… kedua musuh ini selain programnya
paling banyak, administrasinya juga paling “kacau”. Musuh ke-4 baru menaklukan
2 dari 8 prajurit musuhnya. Sementara musuh ke-5 baru satu dari 12 prajurit
musuh yang ditaklukan. Lantas apa yang harus kami lakukan sebagai sek-bend
kalau keadaan genting seperti ini???
Hanya semangat sahabat kadept yang bisa mengirimkan bala
tentara untuk menggugurkan musuh besar kita… kami dari sek-bend juga akan ikut
membantu menyusun strategi perang dengan bantu control langsung dan koreksi.
Yang diharapkan agar sahabat bisa mengerti akan kehausan kami tentang informasi
di medan perang. Mohon diberi perkembangannya dan kendala yang bisa kami bantu….
Dan akhirnya, saya pribadi memohon maaf untuk kata2 yang
kurang berkenan, dari kami, sek-bend, sangat berterimakasih bagi sahabat yang
mau membaca dan memahami “kegentingan” ini. Harapan saya pribadi selaku penulis
tak ingin kepengurusan selanjutnya merasakan kegentingan ini. Untuk sahabat
amilin, fadholi, fera, ghaida, ana, dan eneng, yang saya yakin kalian semua
punya smangat juang yang kuat untuk keluarga kita ini. Harapannya, percepat
pembuatan RKAT, dan jangan lupa usahakan ada pembahasan langsung pimpinan ke
pak qoyim atau Pembina kita, jangan hanya setor draft RKAT ke rektorat. Agar
prosesnya cepat dan informasi yang disalurkan dan yang diterima lebih mantap.
Sebulan setelah fix RKAT semua PJ dari setiap kegiatan sebaiknya diharuskan
selesai membuat proposalnya, terutama BPH. Kecuali kegiatan yang besar, buat
tim inti dulu untuk pematangan konsep selanjutnya buat timeline yang pas. Dan
harapan saya setelah proposal selesai sek-bend focus ke press release dan LPJ
serta control departemen.
Bukan bermaksud lain, Hanya harapan besar saya ingin melihat
CSS melebarkan sayapnya untuk lebih baik dari sebelumnya dan bisa mengambil
banyak hikmah dari kepengurusan ini saja yang menjadi smangat saya untuk
menuliskan semua ini…
***Salam Satu Hati CSS MoRA Bersinergi…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar