Ditemani panasnya siang
hari di bogor lalu pas tepat pukul 15.00 WIB aku mulai bersiap-siap. Tapi
tiba-tiba hujan lebat melanda sekitar pukul 15.30 WIB. Well, kita berangkat,
Gunanya buat nyari mangsa buat ngicip kopi hasil penelitian kita yang cettar
badai menggelora *beuuuuuh -_-.
Setelah naik angkot
Kampus dalam menuju terminal bus Trans-pakuan lalu terkena serangan macet yang
mengular merayap di daerah jalan baru. Akhirnya perjuangan basah kuyup dengan
hantaman hujan berakhir setelah di daerah Jln. Bangbarung Bogor. Perjalanku
kali ini menuju kafe ranin coffee (semacam warkop modern lah)
bareng sama temen senasib, sepenanggungan, juga sepenelitian. Sebut saja
namanya Lis* (oke sensor, takut gak diizinin haha).
Okedeh gak usah basa-basi
mari langsung pada Main topic. Perjuangan selama 7 bulan
penelitian kopi ini nampaknya meninggalkan secercah harapan yang semakin blur.
3 hari lalu kami sudah menjenguk tempat ini, sebenernya sih cuma cari info
bisa bantu roasting dan cupping kopi kita atau tidak, hanya
itu!!. Tapi apa yang terjadi sodara, hal-hal diluar dugaan terjadi. Kita
disuguhi 2 cangkir kopi, beuh meski gak ngerti banyak tentang kopi, untung aja
bisa ngebedain kopi Arabica dan robusta. Brrr… maklumlah kami bukan coffee
maniac, jadi disuruh minum kopi gratis berasa dicekokin jamu. Phew banget
kan!!
Sore tadi kita datang
lagi tapi ditemenin dosen pembimbing yang selama ini membimbing kami dari zaman
jahiliyah menuju jalan yang terang benderang, seterang warna kopi habis di- dark
roasting (*ups). Setelah itu saya sebagai mahasiswa yang masih ingusan
hanya mendengarkan para leluhur yang sudah best of the best tentang masalah
kopi. Kami duduk ber-6 diantaranya aku, lis*, bu dosen, pemilik ranin coffee,
barista/panelis ahli bersertifikat internasional, satu lagi pengusaha kopi
luwak dari Bengkulu. Sungguh pembicaraan tadi sangat berbobot hingga meninggalkan
beban mendalam dalam relung hatiku (pheeew). Beliau-beliau mulai
berdakwah banyak tentang kopi yang sungguh maha istimewa, maha cettarr banget.
Kita duduk dengan posisi melingkar seperti halnya kegiatan Liqo’ di
kampus (huehee kebayang kan??!). Saya merasa seperti mahasiswa baru yang sangat
beruntung bertemu orang-orang ahli kopi hebat.
Tibalah saat-saat yang
mendebarkan, saat isi tabung Tupperware dikeluarkan. Isinya adalah kopi yang
kemaren kita teliti. Lantas ibu dosen memberikannya pada bapak barista
internasional dan bertanya bagaimana dari aroma dan fisiknya. Bapak panelis
ahli tersebut sontak mengendus kopi yang dibungkus plastik klip. WOW, apa
reaksi beliau sodara???
“Hmmm, baunya lebih
dominan pada asam asetat”, kata beliau. Aku pun berkicau dalam hati, “asetat??
Busuk maksudnya??”. Yah emang sih asem banget. Kemudian beliau melanjutkan
terus berbicara panjang lebar tentang proses fermentasi kopi. Oh, aku jadi tau,
betapa kopi mampu menghisap kondisi sekitar. Misal nih, kalo kamu lagi
berkeringat alias badanmu lagi bau banget terus deket-deket sama biji kopi,
yang bakal terjadi adalah biji kopi itu berubah jadi bau badanmu (hueeh` haha
simpulin sendiri yah, intinya gitu dah). Lalu pelan-pelan bapak pengusaha kopi
luwak mengupas bagian kulit tanduk kopi kami. “Lihat nih warnanya, bedakan
dengan kopi luwak asli”, woow beliau bawa kopi yang bener-bener masih bentuk
feses luwak lalu dikupas kulit tanduknya dan hasilnya MULUS dan baunya tidak
semenyengat kopi kami. “Warnanya sudah gelap, biasanya kami gak mau ngicip kopi
yang kondisinya cacat seperti itu”, sambung bapak panelis ahli. Beliau-beliau
terus berbicara panjang lebar tinggi hingga memenuhi suatu ruangan volume
Tupperware didepanku. Aku mulai kehilangan konsentrasi. Lalu kuseruput kopi
panas yang disajikan gratis. Rasanya lebih enak dari yang kemaren sih meski
masih kayak minum jamu.
Lalu
aku tersadar dari lamunan. APA YANG SALAH??
Kemudian
berbagai spekulasi bermunculan di otakku. Tuing, tuing, tuing… :p ***
Berharap
menemukan pemecahan masalahnya, atau paling tidak aku jadi tau alasan kenapa
kopi yang kami hasilkan masih kurang sesuai dengan harapan. Setidaknya buat
pembahasan di skripsi. Okeh aku cuma mikir skripsi dulu dah yang penting
lulusss, hasilnya gimanapun. 7 bulan penelitian yang mempertaruhkan jiwa dan
raga cukup membuatku under-pressure be ge te!!.
Lalu
aku berpikir fermentasinya pake kulit kopi yang memungkinkan proses pembusukan
lebih cepat. Itulah kenapa aroma asetat yang lebih dominan keluar. Lalu mikir
lagi, padahal sebelum pengeringan warna biji kopi masih putih mulus.
Pengeringan yang kami gunakan harusnya pakai sinar matahari saja sampai kadar
airnya 10-14%. Hedeeehhh malah kita ngeringin di blower yang panasnya mencapai
50oC selama hampir 3 hari. Itu yang merusak struktur biji kopi.
Intinya
aku jadi banyak tau tentang kopi. Bersyukur banget deh bisa nongkrong di warkop
keren ini. Beliau-beliau punya cita-cita besar buat ngembangin KOPI ASLI
Indonesia yang di luar negeri termasuk barang yang istimewa (specialty)
n juga mahal.
Pesan
terakhir yang kuinget kayak gini nih:
Banyak
orang berpikir (aku juga termasuk sih), bahwa kopi yang kita kenal adalah kopi
instant yang gampang ngebuatnya atau bahkan tinggal minum. Praktis dan berkhasiat
deh. Padahal!!, kita gak tau tuh proses fermentasinya, pengeringannya,
penyangraiannya, penggilingannya bener ato kagak. Mereka (para produsen kopi),
nge-roasting kopinya sampai menghilangkan citarasa kopi sebenarnya.
Proses pengolahannya dijamin gak banget deh. Cara nutupin kecacatan
kopi-kopi yang selama ini kita dewa-dewain itu ya dengan menambahkan creamer,
gula, perasa, flavor. Tuh perhatiin deh pas kamu minum kopi instant apa yang
terjadi pas kamu buang air kecil??. Berasa pengen minum air kencing kita gak???
*Eh maksudku ngerasa air kencing kita bau kopi kan yak? Nah itu gak bakalan
terjadi kalo kita minum kopi yang bener. Bau kopi pada kencing itu tandanya
zat-zat (dalam hal ini flavor) yang ditambahin di kopi-kopi instant gak bisa
terurai sama tubuh kita yang akhirnya kebuang deh. Hehehe…
Ya,
ya, ya… Jangan sampai kita tertipu dengan hantaman iklan yang mempromosikan
kopi abal-abal. Harusnya kita mulai belajar lagi menikmati kopi asli Indonesia
yang udah terkenal seantero galaksi bima sakti ini hehe. Gitu deh cerita hari
ini…
Terimakasih
sudah mampir ^^
Source : Tulisan pribadi di kompasiana
~>http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2013/10/05/filosofi-kopi-596047.html
Source : Tulisan pribadi di kompasiana
~>http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2013/10/05/filosofi-kopi-596047.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar